Tuesday, June 07, 2011

Bukan Saatnya Lagi Aku Dimengerti, Tapi Ini Saatnya Aku Mencoba Mengerti

Bismillah..
Sudah begitu lama rasanya aku tidak menginjak dunia ini, dunia maya maksudku. Aku begitu menikmati diriku di dunia nyataku.. Dan ketika aku mencoba melihat-lihat dunia yang telah lama tak ku kunjungi ini, di sini aku menemukan hal yang benar-benar menggugah air mataku
Berawal dari sebuah akun facebook yang menunjukkan tulisan-tulisan tangannya, hingga aku sampai di sebuah blog yang memperlihatkan setiap jejak kakinya.
Ya, seseorang di belahan kota sana.. Pria itu. Baru benar-benar aku menyadari betapa ia selalu ada untukku. Betapa berartinya kehadirannya demi keberadaanku saat ini. Ya, memang hanya Dia yang bisa menentukan ada tidaknya aku di dunia, tapi dia lah yang menjadi perantara-Nya untuk membuatku tetap ada
Dialah, Sang Freelancer yang tidak berhenti berusaha untukku, yang lebih layak ku sebut beliau ketimbang dia. Ya, rasanya terlalu tidak adil jika aku tidak benar-benar berusaha di sini, sedangkan di sana ada orang yang tidak berhenti berusaha untukku.
Ya, aku memang hanya seorang yang masih penuh rasa ego. Pernah ego ku berkata, ia tidak memperhatikanku karena betapa jarangnya ia menelfonku yang berada jauh darinya untuk hanya sekedar bertanya apa kabarku. Berbeda sekali dengan yang dialami teman-temanku yang lain. Dan ketika itu aku pikir, baiklah, mungkin ia tidak ingat padaku.
Lebih dari itu, pernah aku protes dalam hati, karena hanya satu kali ia menengokku di sini selama hampir dua tahun ini, itu pun tidak lebih dari satu jam ia bersamaku di sini. Sedangkan yang dialami teman-temanku jauh berbeda daripada ini. Ingin rasanya aku bilang, telfon aku.. tengoklah aku.. tapi itu terlalu manja rasanya, sedangkan ia pun tau, aku tidak seperti itu
Tapi sekarang aku tau, jarang sekali ia menghubungiku bukan karena ia tidak memperhatikanku, justru karena ia begitu peduli padaku hingga ia tidak ada waktu hanya untuk sekedar menyapaku karena begitu banyak hal yang ia lakukan untukku
Dan ketika aku sempat untuk kembali dan menemuinya, aku tidak jauh seperti tuan putri yang tidak melakukan apapun untuknya. Tapi lagi-lagi, ia lah yang melakukan dan menyediakan segalanya untukku. Makhuk macam apa aku ini
Juga ketika ia bertanya kapan aku kembali, dan aku menjawab aku akan tetap di sini karena beberapa hal, dan lagi-lagi ia mengerti aku. Betapa aku terlalu
Betapa tidak pernah aku menghitung berapa banyak kerutan di dahinya akibat lelah memikirkanku.. Dan betapa seringnya aku merasa kurang dengan apa yang telah dilakukannya untukku. Sedangkan jika aku tanya pada diriku sendiri apa yang telah dapat ku lakukan untuknya, bahkan tidak ada jawaban yang ku temukan… Benar-benar payah aku ini.
Dan hanya ia yang bisa berkata aku berubah, di saat orang lain berkata tak ada perubahan pada diriku. Ya, ia lah yang benar-benar menghargai setiap perubahan yang ada padaku, sekecil apa pun itu. Ya, mungkin ia lah yang benar-benar mengerti aku, meskipun aku tidak pernah berusaha mengertinya.
Entah bagaimana jadinya jika aku tanpanya.. dan entah apa juga jadinya jika aku tidak punya waktu lagi untuk memberikan sesuatu padanya
Ya, karena ia tidak pernah menghiraukan lelahnya demi aku, maka aku pun tidak akan lagi berkata lelah dengan segala yang ku kerjakan di sini. Mungkin aku tidak bisa menjanjikan akan hadiahkan IP 4 lagi untuk kali ini, tapi aku akan tunjukkan, ia tidak salah mengizinkanku di sini, meski ini bukan tempat yang diinginkannya, tapi inilah yang nyaman untukku, dan ku tau ia lagi-lagi mengerti aku
Beberapa hari lagi ujian akan mulai, dan aku tidak akan menyia-nyiakan ujianku ini. Dan aku tau, ia pasti tidak berhenti berdoa untukku sekalipun aku tidak memintanya. Dan aku yakin ia pun tau, selalu ada ia di doaku
Untuknya, Sang Freelancer luar biasa, semoga aku bisa menjadi sosok luar biasa juga untuknya, karena aku juga bagian dari dirinya yang begitu luar biasa.

1 comment:

  1. semua orang tua awalnya seperti kita,, dan kita nantinya akan seperti mereka,, hanya seperti, tidak akan sama persis,, karena setiap individu terlahir dengan kode DNA nya masing2, garis takdirnya masing2, dan karakternya masing2,, saling memahami lah yang membuat ukhuwah semakin kaya,, bukan dirimulah yang egois, bukan lah salah jika jiwa bertanya kritis, justru inilah caramu berpuitis atas perasaanmu atas apa yang di sekelilingmu yg strategis,, kawand,, maafkan jika kebersamaan ini belum terasa membersamai,, tegur aq dengan caramu, sadarkan aq jika masih juga tergugu,, karena kadang ku tak sadar bahwa q salah dan terus meragu,, ^_^

    ReplyDelete