Tuesday, August 24, 2010

Lawan Saja Buaya Itu.. (Bukan Buaya Darat Lho… hhe)

Copas dari salah satu pesan di fb yang ku dapat dari salah satu grup yang aku ikuti. Tertanggal 30 januari 2010 pesan ini masuk,, begini isinya:

Melawan buaya
Oleh Isa Alamsyah

Suatu hari seorang raja yang terkenal lalim, tiba-tiba mengumpulkan rakyatnya ‘katanya’ untuk memberi hadiah. Tumben-tumbenan ini raja mau kasih hadiah, begitu pikir sebagian besar rakyat.
Akan tetapi dasar raja lalim, sekalipun ia memberi hadiah ia tidak memberinya gratis.
“Wahai rakyatku, aku punya hadiah besar untuk kalian” kata raja.
“Horee…”
“Tapi ada syaratnya” raja menambahkan.
”Huuuu “ Rakyat berteriak dalam hati.
“Saya akan memberikan satu guci emas bagi yang berani berenang menyeberang sungai ini” kata raja, sambil menunjuk sungai lebar yang mengelilingi istananya dan direnangi olah ratusan buaya.
“Huh” Rakyat langsung lemas, tak bereaksi.
Melihat rakyat tidak ada yang beminat raja menambahkan.
“Jika tidak berminat seguci emas, boleh juga pilih hadiah menjadi gubernur ku di ibu kota” tambah raja menawarkan pilihan.
Rakyat masih ga ada yang berminat.
“Kalau masih tidak ada yang berminat, aku beri pilihan lain, menjadi menantuku menikah dengan putriku atau …”
Belum selesai ucapan raja, tiba-tiba…
Byuur…
Seorang pemuda tiba-tiba masuk ke sungai.
Semua orang tegang menanti apa yang akan terjadi.
Pemuda itu berenang secepat-cepatnya.
Terlambat. Seekor buaya mulai mendekat.


Belum sempat buaya tersebut menggigit,pemuda itu mampu menghalaunya dengan kayu yang kebetulan ada di dekatnya.
Kali ini ia mencoba berenang sekuat tenaga. Lebih cepat lagi.
Sayangnya ada dua buaya mendekat sekaligus dari dua arah berlawanan.
Dengan gerakan tipuan, pemuda itu berhasil membuat kedua buaya itu bertabrakan.
Buaya lain mulai datang dan berkumpul.
Entah dari mana kekuatan itu datang, pemuda itu berhasil menaiki satu buaya dan meloncati satu persatu buaya yang berkumpul.
Ia selamat sampai di seberang.
Semua terkesima melihat adegan itu, termasuk sang raja.
Segera semua bergegas menemui pemuda pemberani.
“Nampaknya Anda berminat pada anakku, ingin menjadi menantu raja?” tanya sang raja, setengah yakin karena pemuda ini loncat ketika ia menawarkan putrinya.
“Tidak, saya tidak berminat,” jawab pemuda itu agak kasar dan terengah-engah sambil melihat sekeliling. Nampaknya ia marah sekali
“Atau engkau ingin jadi gubernurku?” tanya raja penasaran
”Tidak, aku tidak berminat”, jawab pemuda itu, masih kehabisan napas. Matanya tidak berhenti melihat sekeliling.
“Berarti engkau ingin seguci emas” seru raja memastikan.
“Tidak, saya tidak berminat.”
“Jadi apa yang anda inginkan?” raja semakin penasaran.
Pemuda itu menjawab :
“Saya cuma mau tahu siapa bajingan yang mendorong saya!”


Hahahahahahahaha….
Wah wah wah.. ternyata eh ternyata pemuda itu bukanlah pemuda pemberani yang kaya di tipi-tipi itu.. ternyata dia cuma terpaksa berenang menyebrang sungai karena ada yang tega mendorongnya hingga tercebur.
Siapa sih yang tega itu? Jahat banget deh… Ups,, bukan itu bahasan kita saat ini.. hhe

Apa ya maksud cerita ini? Ada yang tau?
Begini,, pemuda itu sebelumnya tidak tau bahwa dirinya bisa dan mampu untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan sang raja dengan menyebrangi sungai yang dipenuhi oleh buaya itu,, tapi setelah ia tercebur, seketika itu pula tidak ada pilihan baginya selain selamat. Dan ketika itu pula segala kemampuannya terkumpul dan akhirnya ia berhasil.
Jadi gimana maksudnya?
Ya gitu… kita sama aja dengan pemuda itu. Seringkali kita ngga sadar dengan segala potensi yang kita punya. Padahal kita punya potensi besar lho. Dan potensi itu baru bisa keluar setelah kita berada dalam kondisi “terjepit”. Misalnya ketika kita berada dalam kondisi yang menentukan hidup atau matinya kita.
Coba aja liat betapa hebatnya seorang anak kecil dalam berlari ketika ia dikejar seekor anjing. Atau betapa hebatnya seorang yang sangat pendiam dan pelan dalam berbicara yang ternyata mampu untuk berteriak dengan sangat keras ketika ia berada dalam bahaya.
Banyak kan kasus orang-orang yang merasa salah masuk jurusan ketika kuliah tapi ternyata mereka bisa juga kok jadi orang sukses..
Pilihannya, apakah kita harus menunggu tercebur dulu baru mau berusaha keras?
Atau sekarang kita berusaha keras walaupun tidak tercebur. Sehingga kalaupun terpaksa harus tercebur, kita sudah siap.
Jadi inget sebuah perkataan dari seorang yang entah siapa (agak lupa.hhe), katanya “Kalo udah terlanjur kecebur laut, yaudah lanjutin aja menyelamnya. Siapa tau dapet mutiara.” ^^
MasyaAllah,, emang kadang kita terlalu sedih dengan keadaan kita. Sampai-sampai kita cuma bisa meratapi apa yang terjadi. Harusnya kita bisa bergerak untuk memperbaiki situasi. Coba kalo pemuda tadi cuma bersedih-sedih karena seseorang telah tega mendorongnya hingga tercebur,, kira-kira apakah nyawanya akan selamat? Tentu tidak. Dia bisa saja segera pindah posisi ke dalam perut buaya. Hii.. tapi pemuda itu bisa langsung mengambil tindakan untuk berenang secepat mungkin dan akhirnya dia selamat bahkan bisa dapet hadiah yang ditawarkan sang raja. Wow..
Sama dengan aku dua tahun lalu. Ketika ada seseorang yang mengajak (memaksa mungkin lebih tepatnya.hhe) untuk mengikiuti sebuah perlombaan yang deadlinenya hanya 3 minggu (kalo ga salah inget). Setiap aku memutuskan untuk mundur, dia selalu bilang, “Ayolah ndah.. bismillah aja.. kita pasti bisa menang..”. “What? Bismillah aja?” itu yang ada di pikiran aku waktu itu. Ragu. Hhe. Tapi akhirnya kamipun terpaksa bekerja keras dan hasilnya? Luar biasa.. tidak disangka,, ternyata kami pun bisa membawa pulang piala lucu itu.. hhe Alhamdulillah..
Jadi, ketika kita bisa mengondisikan diri kita untuk mau bekerja keras,, walapun rasanya waktu hanya sedikit, halangan terlalu banyak di hadapan, keraguan itu terlalu besar, tapi kita pasti bisa kok sampai ke tujuan (dengan izin Allah pastinya..).. ^^

No comments:

Post a Comment